Sunday, August 2, 2009

7 Kelompok ’Alî bin Abî Thâlib

7

Kelompok ’Alî bin Abî Thâlib

C

atatan yang paling kuat menunjukkan bahwa Rasûl wafat dengan bersandar di dada ‘Alî bin Abî Thâlib; sebelum wafat, beliau telah berpesan agar ‘Alîlah yang memandikan jenazah beliau. Rasûl Allâh dimandikan setelah Abû Bakar dan ‘Umar pergi ke Saqîfah.

Tiada seorang pun dari keluarga Rasûl maupun sahabat ‘Alî yang mengetahui bahwa ada pertemuan di sana. Tetapi ‘Abbâs, paman Rasûl, mempunyai firasat bahwa akan ada perebutan kekuasaan. Jauharî menceritakan dalam bukunya Saqîfah, bahwa tatkala Burai­dah bin Hushaib meletakkan panji-panji peperangan di hadapan pintu rumah Rasûl, ia datang bersama rombongan Usâmah dan ‘Umar serta rombongannya tatkala mereka tiba dari Jurf, ‘Abbâs berkata kepada ‘Alî: “Ulurkan tangan Anda, saya akan membaiat Anda (menjadi khalîfah). Dan masyarakat akan berkata: ‘Paman Rasûl Allâh membaiat anak paman Rasûl Allâh’. Dan tidak akan ada orang kedua yang berselisih paham.” Maka berkatalah ‘Alî: “Apakah ada orang lain yang menginginkan (kepemimpinan umat), wahai paman?” ‘Abbâs menjawab, “Anda akan mengetahuinya. “[1]

‘Alî bin Abî Thâlib agaknya merasa yakin bahwa tidak ada orang yang akan mempermasalahkan haknya terhadap kekhalifahan.

Semua penulis menceritakan bahwa tatkala ‘Umar dan Abû Bakar pergi ke Saqîfah, ‘Alî sedang mempersiapkan penguburan jenazah Rasûl. Rupanya, setelah mereka berdua pergi, ‘Alî menutup rumahn­ya untuk memandikan jenazah Rasûl.

Abû Dzu’aib al-Hudzalî menceritakan kepada kita penyaksiannya pada masa itu: “Saya tiba di Madînah dan menemui orang-orang sedang berteriak-teriak dan menangis, seperti pada permulaan haji. Saya menanyakan sebabnya, dan mereka mengatakan bahwa Rasûl telah wafat. Saya segera ke Masjid, tetapi tiada seorang pun di sana. Pintu kamar Nabî tertutup, dan kepada saya diceritakan orang bahwa Rasûl berada di rumah, dikelilingi keluarga beliau. Saya bertanya ke mana perginya semua orang, dan kepada saya dikatakan bahwa mereka semua pergi ke Saqîfah untuk bergabung dengan kaum Anshâr. Orang-orang yang berada di rumah Rasûl, yang sedang mempersiapkan penguburannya, adalah ‘Abbâs, ‘Alî bin Abî Thâlib, Fadhl bin ‘Abbâs, Qutsam bin ‘Abbâs, Usâmah bin Zaid bin Hâritsah dan maulânya yang bernama Shâlih. ‘Alî yang hanya mema­kai qamîsh, mengangkat Rasûl ke dadanya. ‘Abbâs, Fadhl dan Qutsam menolong ‘Alî membalikkan tubuh Nabî. Usâmah dan Shâlih menyiram­kan air, sementara ‘Alî memandikan Nabî. Aus bin Khawâlî al-Anshârî berada di sana. Ia tidak membantu sedikit pun juga.”...Dan aku pergi ke Saqîfah dan di sana aku melihat Abû Bakar, ‘Umar, Abû ‘Ubaidah bin al’Jarrâh, Sâlim dan sebagian orang Quraisy. Aku melihat kaum Anshâr, di antaranya Sa’d bin ‘Ubâdah dan penyair-penyair Hassân bin Tsâbit dan Ka’b bin Mâlik[2].



[1] Ibnu Qutaibah, al-Imâmah wa’s Siyâsah, jilid 1, hlm. 5-6; Ibnu Sa’d, Thabaqât, hlm. 667; Balâdzurî, Ansâb al-Asyrâf, jilid 5, hlm. 23; Ibn Abîl-Hadîd, Syarh Nahju’l-Balâghah, jilid 1, hlm. 161.

[2] Abû Dzu’aib (ayah dari Dzu’aib); namanya sendiri adalah Khuwailid, seorang penyair dan memeluk Islam di zaman Rasûl dan tidak mendapat kesempatan melihat Rasûl. Ia mendengar Rasûl sakit dan datang ke Madînah. Ia menyaksikan pembaiatan Abû Bakar kemudian pulang. Penyaksiannya tercatat dalam Istî’âb, jilid 4, hlm. 65; Usdu’l-Ghâbah, jilid 5, hlm. 188; Ibnu Hajar, Ishâbah, jilid 4, hlm. 66, al-Aghânî, jilid 6, hlm. 56-62

No comments:

Post a Comment